Senin, 14 Maret 2011

BUDIDAYA KERANG MUTIARA






         Mutiara adalah suatu benda keras yang diproduksi di dalam jaringan lunak (khususnya mantel) dari moluska hidup. Sama seperti cangkang-nya, mutiara terdiri dari kalsium karbonat dalam bentuk kristal yang telah disimpan dalam lapisan-lapisan konsentris. Mutiara yang ideal adalah yang berbentuk sempurna bulat dan halus, tetapi ada juga berbagai macam bentuk lain. Mutiara alami berkualitas terbaik telah sangat dihargai sebagai batu permata dan objek keindahan selama berabad-abad, dan oleh karena itu, kata "mutiara" telah menjadi metafora untuk sesuatu yang sangat langka, baik, mengagumkan, dan berharga.
            Mutiara yang dianggap berkualitas hampir selalu berwarna-warni dan menyerupai mother of pearl, seperti interior kulit yang memproduksi mereka. Namun, hampir semua jenis moluska bercangkang mampu menghasilkan mutiara yang sedikit kurang bersinar atau berbentuk kurang bulat seperti bola. Meskipun mereka mungkin juga sah disebut sebagai "mutiara" oleh laboratorium gemologi dan juga di bawah aturan US Federal Trade Commission dan terbentuk dengan cara yang sama, kebanyakan dari mereka tidak bernilai, kecuali sebagai barang antik.
            Sebuah mutiara alami terbentuk tanpa intervensi manusia sama sekali, di alam liar, dan sangat jarang terjadi. Kira-kira ratusan kerang mutiara harus dikumpulkan dan dibuka, dan dengan demikian dibunuh, hanya untuk menemukan satu mutiara liar, dan selama berabad-abad itulah satu-satunya cara untuk memperoleh mutiara. Ini adalah alasan utama mengapa mutiara termasuk sangat berharga di masa lalu. Mutiara budidaya, di sisi lain, merupakan salah jenis mutiara yang dibentuk dengan melibatkan manusia, di sebuah peternakan mutiara.
            Mutiara memiliki manfaat selain untuk perhiasan, juga dapat digunakan sebagai bahan dasar kosmetik. Pembudidayaan mutiara dianggap sangat perlu karena meningkatnya permintaan pasar terhadap mutiara alami, yang mengakibatkan persediaan mutiara di alam semakin terbatas dan untuk mendapatkan jenis mutiara yang sesuai dengan selera pasar juga semakin sulit. Kondisi ini mendorong manusia menganggap perlu mengembangkan budidaya kerang mutiara untuk mendapatkan kualitas mutiara yang terbaik. Pusat Pembudidayaan dan Perdagangan Mutiara Internasional berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
            Jenis kerang mutiara yang banyak ditemukan di Indonesia antara lain kerang mutiara jenis Pinctada maxima, dimana jenis ini dikenal mampu menghasilkan mutiara yang berukuran cukup besar dikelasnya. Lingkungan perairan tropis Indonesia sangat mendukung kehidupan kerang mutiara sehingga pertumbuhannya dapat berlangsung sepanjang tahun. Kerang mutiara biasanya hidup di daerah terumbu karang atau substrat yang berpasir, dan pola penyebaran kerang mutiara biasanya terdapat pada daerah yang beriklim hangat di daerah tropis dan subtropis.
KELEMAHAN BUDIDAYA KERANG MUTIARA DI INDONESIA
            Kelemahan Indonesia (bila bisa dikatakan demikian) adalah hampir 90% usaha budidaya dikuasai oleh perusahaan asing. Kondisi ini tentu saja tak menjadikan budidaya mutiara sebagai budidaya rakyat. Tidak sama dengan beberapa hewan budidaya potensial lainnya seperti ikan, misalnya.

            Indonesia juga bercita-cita bahwa akan merengkuh 50% pasar Mutiara Laut Selatan dunia. Dengan menawarkan usaha budidaya mutiara ini ke rakyat, plus sinergi usaha dengan pembentukan Pearl Center yang menyuplai ilmu dan teknologi budidaya moderen cita-cita ini barangkali tak akan tetap tinggal sebagai angan belaka. Setidaknya langkah ini akan mengawali usaha berbasis kajian ilmiah seperti di negara-negara maju.
            Setidaknya terdapat beberapa kendala untuk menjadikan usaha mutiara menjadi usaha rakyat. Diantaranya adalah kualitas produksi Indonesia masih cenderung di bawah produksi Australia, dan sebuah kendala utama mengapa usaha ini belum merakyat: kredit usaha. Harus diakui kendala kredit dari bank memang masih cukup berat. Keadaan ini memang dianggap 'wajar' apabila rakyat akan mengadopsi sepenuhnya cara budidaya perusahaan. Sebuah rekayasa model budidaya sangat diperlukan sehingga momok modal tinggi dan high risk akan teratasi bila usaha ini diadopsi rakyat. Menjadikan usaha ini feasible di mata bank dan di mata rakyat sendiri.
PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA
1)      Lokasi terlindung dari angin dan gelombang yang besar.
2)      Perairan subur, kaya akan makanan alami.
3)      Kecerahan cukup tinggi.
4)      Cukup tersedia induk/benih tiram mutiara.
5)      Dasar perairan pasir karang dan kedalaman air 15 – 25 m.
6)      Kadar garam 30 – 40 ppt dan suhu 25˚C – 28˚C.
7)      Bebas pencemaran.

PENENTUAN KUALITAS MUTIARA
  Penentuan kualitas mutiara didasarkan pada standar kelas mutiara, namun secara umum mutiara ditentukan oleh:
1) ukuran mutiara, dimana makin besar ukurannya makin mahal. Perbedaan harganya bahkan sangat besar apabila ukuran diameter mutiara sudah berada di atas 7 milimeter,
2) bundar tidaknya mutiara, mutiara bundar cenderung disukai dengan demikian harganya cenderung lebih mahal, namun ada juga bentuk-bentuk tertentu seperti bentuk air mata yang juga diminati konsumen mutiara,
3) lustre mutiara, istilah untuk menggambarkan daya pantul mutiara terhadap obyek atau cahaya,
 4) permukaannya tidak cacat, goresan atau bercak di permukaan menurunkan kualitas mutiara, dan
 5) warna mutiara, warna pink banyak disukai orang Amerika, orang Eropa cenderung menyukai warna krem dan perak, orang Timur Tengah lebih banyak memilih warna krem dan emas sebagaimana juga orang Amerika Latin.
PEMASANGAN INTI
  1. Pemasangan inti mutiara bulat
    • Tiram mutiara yang telah terbuka cangkangnya ditempatkan dalam penjepit dengan posisi bagian anterior menghadap ke pemasang inti.
    • Inti mutiara bulat dibuat dari cangkang kerang air tawar dengan diameter bervariasi antara 6 ~ 12 mm.
    • Setelah posisi organ bagian dalam terlihat jelas, dibuat sayatan mulai dari pangkal kaki menuju gonad dengan hati-hati.
    • Dengan graft carrier masukkan graft tissue (potongan mantel) ke dalam torehan yang dibuat.
    • Masukkan inti dengan nucleus carrier secara hati-hati sejalur dengan masuknya mantel. Penempatannya harus bersinggungan dengan mantel.
    • Pemasangan inti selesai, tiram mutiara dipelihara dalam keranjang pemeliharaan.
  2. Pemasangan inti mutiara setengah bulat (blister)
    • Tiram mutiara yang telah terbuka cangkangnya diletakkan dalam penjepit dengan posisi bagian ventral menghadap arah pemasang inti.
    • Inti mutiara blister bentuknya setengah bundar, jantung atau tetes air; terbuat dari bahan plastik. Diameter inti mutiara blister berkisar 1 ~ 2 cm.
    • Sibakkan mantel yang menutupi cangkang dengan spatula, sehingga cangkang bagian dalam (nacre) terlihat jelas.
    • Gambar 1. Pemasangan Inti Mutiara Bulat
      1. Gonad
      2. Hati
      3. Perut
      4. Kaki
      5. Inti
      6. Mantel
      7. Otot adductor
      8. Otot retractor
    • Tempatkan inti mutiara blister yang telah diberi lem/perekat dengan alat blister carrier pada posisi yang dikehendaki; minimal 3 mm di atas otot adducator.
    • Setelah cangkang bagian atas telah diisi inti mutiara blister, kemudian tiram mutiara dibalik untuk pemasangan inti cangkang yang satunya. Diusahakan pemasangan inti ini tidak saling bersinggungan bila cangkang menutup. Satu ekor tiram mutiara dapat dipasangi inti mutiara blister sebanyak 8 ~ 12 buah, dimana setiap belahan cangkang dipasangi 4 ~ 6 buah.
    • Pemasangan inti mutiara blister selesai, tiram mutiara dipelihara dalam keranjang pemeliharaan di laut.
 PEMELIHARAAN
  1. Tiram mutiara yang dipasangi inti mutiara bulat perlu dilakukan pengaturan posisi pada waktu awal pemeliharaan, agar inti tidak dimuntahkan keluar. Disamping itu tempat dimasukkan inti pada saat operasi harus tetap berada dibagian atas.
  2. Pemeriksaan inti dengan sinar-X dilakukan setelah tiram mutiara dipelihara selama 2 ~ 3 bulan, dengan maksud untuk mengetahui apabila inti yang dipasang dimuntahkan atau tetap pada tempatnya.
  3. Pembersihan cangkang tiram mutiara dan keranjang pemeliharaannya harus dilakukan secara berkala; tergantung dari kecepatan/kelimpahan organisme penempel.


PANEN
Mutiara bulat dapat dipanen setelah dipelihara 1,5 ~ 2,5 tahun sejak pemasangan inti, sedangkan mutiara blister dapat dipanen setelah 9 ~ 12 bulan.
Gambar pada saat panen
  
    
     




    

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More